Opiniku | 17 november 2022 - Terkadang, wujud yang terlihat oleh kasat mata malah tidak nyata. Sementara wujud yang tidak terlihat oleh kasat mata, justru lebih nyata.
Terkadang yang kita anggap penting, justru sama sekali tidak penting. Sementara yang sedari awal kita anggap tidak penting, justru sangatlah penting.
Kebanyakan orang menyibukan diri dengan amal Zhohiriyah, karena daya tarik popularitas yang sangat menjanjikan. sementara amal bathiniyah seperti : Iman, Tawadhu', Sabar, ikhlas, Tawakkal, Roja' dan lain-lain, banyak ditinggalkan karena dianggap tidak terlihat. Padahal justru inilah sepaling afdholnya amal.
Dunia ini adalah alam kefanaan yang berpotensi tersesat, salah arah, dirundung ketidakjelasan, kebodohan dan yang lainnya selama tidak ada sosok guru yang mewariskan ilmu. Tak ayal, banyak manusia yang salah melangkah atau terjebak dalam circle ketidakjelasan. Karena berangkat dari menyepelekan sesuatu yang sebenarnya sangatlah penting.
Berkata oleh guru saya : manusia yang tersesat itu ada dua kemungkinan. Karena memang dia tidak tahu, atau karena sejatinya dia tidak mau tahu.
Kalau tidak tahu, masih dimaklum. Mungkin tidak ada yang memberi tahu atau guru yang mengajarkan ilmu. Tapi kalau sudah tidak mau tahu, inilah Masalah besar. Saya pribadi sering menyampaikan kepada anak-anak, Masalah terbesar kita manusia, bukan ketika kita tidak punya uang, terhimpit hutang, konflik di keluarga, konfilik di masyarakat dll. Tapi... Masalah yang terbesar adalah ketika kita sudah tidak mau belajar ilmu (mengaji).
Kenapa hal tersebut menjadi masalah terbesar?
Berapa banyak kesulitan hidup yang kita terima, berangkat dari pemahaman kita yang salah soal ilmu. Semakin ilmu Bertambah, maka keberkahan akan semakin meningkat. Ilmu yang bertambah, maka keimanan akan meningkat. Ketika keimanan kita meningkat maka kualitas kita dan derajat kita akan semakin tinggi. Artinya, mengaji adalah cara untuk memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat kita. InsyaAllah.
Kebodohan kita ternyata terletak pada salah memahami sesuatu. Menganggap penting hal sepele, dan menyepelekan hal yang penting.
Penulis : A. Zahari Aksam - ATTAQWA HMD