Wahai anakku...
Jagalah Imanmu dan berpegang teguhlah kepada Allah atas segala yang kamu lakukan dengan penuh tawakkal kepada-Nya.
Persiapkan dirimu dengan ilmu yang bermanfaat karena masa depanmu tidak sama dengan hari ini.
Amalkan ilmu yang kau dapat dan berusahalah tetap ikhlas. Bergeraklah dengan motivasi diri sendiri dan hilangkan ketergantungan kepada manusia untuk memulai sesuatu.
Mulailah beramal dengan tidak menunggu sempurna. Karena wilayah kita hanyalah ikhtiar.
Hiduplah di dunia ini dengan dua hal, yaitu pegangan dan pedoman. Pegangan adalah dzikir yang diijazahkan dan kamu jadikan rutinitas. Pedoman adalah ilmu yang kamu dapat dari guru yang kamu amalkan setiap hari.
Wahai anakku...
Ingat dan kenanglah selalu sekecil apapun kebaikan orang kepadamu. Balaslah jika kamu mampu atau berdoalah kepadanya.
Lupakanlah sebesar apapun kebaikanmu kepada orang. Karena sejatinya kamu tidak akan pernah berbuat baik kecuali atas Kehendak dan Kuasa Allah SWT.
Jadilah manusia yang selalu memahami dan mengerti orang lain. Dan jangan pernah berharap orang lain harus memahami dan mengertimu. Karena tidak ada yang mengenalmu lebih baik kecuali Allah. Serahkan semua urusanmu kepada-Nya.
Wahai anakku...
Tidak ada senjata yang paling tajam di dunia ini kecuali do'a. Manfaatkanlah fasilitas para wali yaitu do'a dan munajat.
Biarlah orang lain menganggapmu tidak ada apa-apanya. Meski sebenarnya kamu punya apa-apa.
Rubahlah cara pandangmu dengan memperhatikan hal yang kecil. Terlebih hal yang banyak dilupakan orang lain. Karena boleh jadi di sanalah terdapat inti dari keberkahan.
Perhatikan ketho'atan yang kecil dan beramallah dengan sepenuh hati. Siapa tahu di dalam ketho'atan kecil itu tersimpan keridhoan Allah. Dan hindarilah dosa yang kecil. Berjuanglah dengan sungguh-sungguh meninggalkannya. Karena siapa tahu di dalam dosa kecil itu tersimpan murka Allah SWT.
Wahai anakku...
Tidak perlu mengejar dunia karena dunia itu mencari kita. Fokus saja dengan dzikir kepada Allah dan ikhtiarlah sewajarnya.
Berdo'alah kepada siapapun dengan yang baik-baik, meski orang itu berbuat jahat terhadapmu. Serahkan semuanya kepada Allah dan tanamkan rasa cinta kepada siapapun.
Berpikirlah sebelum bicara dan hitunglah apakah ada manfaatnya atau tidak. Jika bermanfaat bicaralah. Jika tidak lebih baik diam. Jika tengah-tengah antara ada manfaat atau mudhorot, lebih baik diam.
Wahai anakku...
Bukan karena ilmumu kamu menjadi mulia. Bukan karena amalmu kamu mempunyai derajat yang tinggi. Bukan karena adabmu kamu menjadi dicintai. Bukan karena dzikirmu kamu menjadi hebat. Tapi karena Allah maha berkehendak atas rahmat-Nya.
Rendahkan dan hinakan dirimu di hadapan Allah, niscaya akan diangkat derajatmu di sisi-Nya. Jika kamu takabur maka kamu akan diperhinakan oleh Allah SWT.
Tidak ada yang berhak diminta kecuali Allah. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Tidak ada yang maha bisa menyelesaikan masalahmu kecuali Allah. Karenanya, ketergantungan lah yang tinggi kepada-Nya.
Wahai anakku...
Tidak ada Kamu kecuali Kamu. Maknanya tidak ada Allah kecuali Kamu. Tidak ada Dia kecuali Dia. Maknanya tidak ada Allah kecuali Dia. Tidak ada Aku kecuali Aku. Maknanya tidak ada Allah kecuali Aku. Kamu, Dia dan Aku yang sejati adalah Allah. Kita hanya dikasih pinjam saja. Boleh kita bilang, Aku Hasan, Dia Umar dan Kamu Rizki. Sejatinya yang hakiki, semuanya adalah Allah. Maknanya, kita tidak akan pernah ada tanpa Maha Wujudnya Allah SWT... Renungkanlah...
Orang bisa karena dibuat bisa. Orang faham karena dibuat faham. Orang berkuasa karena dibuat berkuasa. Kita berpikir karena ditaqdirkan berpikir. Kita berbuat karena ditaqdirkan berbuat.
Wahai anakku...
Teruslah gapai cita dan asamu meski sedikit peluangnya. Do'a ayah dan Bunda bersamamu...
Penulis : A. Zahari Aksam - ATTAQWA HMD